Ada yang dicuri dari diriku
Sesuatu yang membuatku
Kemudian pun jadi pencuri
Diam diam dan terus menerus dicuri
dariku apa yang bisa dicuri
Diam diam dan terus menerus kucuri
apa yang bisa kucuri
Malam pun menjadi sahabat
Malu menjadi laknat.
Rasa ragu menjadi pengganggu
Rasa rindu menjadi penunggu
Aku dicuri setiap saat
Aku mencuri setiap sempat
Setiap kali
Dicuri diriku
Kucuri diriku
Sendiri.
1998
Selasa, 30 November 2010
ATAS NAMA
Ada yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia
Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!
Rembang, Agustus 1997
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia
Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!
Rembang, Agustus 1997
Kamis, 18 November 2010
HIDAYAH
Kuingin menjemputMu… wahai Hidayah
Kuingin mengejarMu… sepanjang perjalanan waktuku
Sepanjang masa menggapai pesona tak bertepi
Seolah batin ini meringis mengharap kunjunganMu
Namun sudahkah kuberjuang ‘tuk menjemputMu?
Sudahkah kupersiapkan jiwa ini ‘tuk mengejarMu?
Menggapai sosok Hidayah yang ‘kan melindungiku
Hidayah yang ‘kan menyelimuti manisnya iman
Aku takut menjadi bisu… tatkala lidah menjadi kelu
Aku takut hati ini beku… tatkala dibuai kobaran semu
Sudah dekatkah HidayahMu untukku?
Atau masih jauhkah perjalanan menuju HidayahMu?
Yang kutau HidayahMu begitu berarti
Laksana hamba-hamba yang menghiba tak berdalih
Hilangnya harapan-harapan palsu
Menguak misteri dalamnya masa lalu
Mengikis habis dan kemudian terbias
Terbias oleh datangnya sang Hidayah
Kuingin mengejarMu… sepanjang perjalanan waktuku
Sepanjang masa menggapai pesona tak bertepi
Seolah batin ini meringis mengharap kunjunganMu
Namun sudahkah kuberjuang ‘tuk menjemputMu?
Sudahkah kupersiapkan jiwa ini ‘tuk mengejarMu?
Menggapai sosok Hidayah yang ‘kan melindungiku
Hidayah yang ‘kan menyelimuti manisnya iman
Aku takut menjadi bisu… tatkala lidah menjadi kelu
Aku takut hati ini beku… tatkala dibuai kobaran semu
Sudah dekatkah HidayahMu untukku?
Atau masih jauhkah perjalanan menuju HidayahMu?
Yang kutau HidayahMu begitu berarti
Laksana hamba-hamba yang menghiba tak berdalih
Hilangnya harapan-harapan palsu
Menguak misteri dalamnya masa lalu
Mengikis habis dan kemudian terbias
Terbias oleh datangnya sang Hidayah
ANTARA ADA DAN TIADA
Ingin kutuliskan cerita ini
Sebagai ungkapan jiwa
Ingin kugores pena ini
Sebagai curahan hati yang terdalam
Ada suka yang menebarkan kebahagiaan
Namun ada juga duka yang kan menghimpit kalbu
Sesungguhnya apa yang terpancar dalam jiwa
Adalah cerminan jiwa yang berkelana
Sepasang tanya dan jawab silih berganti
Mengusung sebuah harapan yang tersirat
Harapan yang kan memacu ‘tuk melangkah
Terpacu penuh gejolak segurat asa
Dimana adanya cahaya kehidupan abadi
Yang kan dijalani pada hari akhir nanti
Antara ada dan tiada dalam hati
Namun tetaplah ‘kan terpatri dalam sanubari
Sebagai ungkapan jiwa
Ingin kugores pena ini
Sebagai curahan hati yang terdalam
Ada suka yang menebarkan kebahagiaan
Namun ada juga duka yang kan menghimpit kalbu
Sesungguhnya apa yang terpancar dalam jiwa
Adalah cerminan jiwa yang berkelana
Sepasang tanya dan jawab silih berganti
Mengusung sebuah harapan yang tersirat
Harapan yang kan memacu ‘tuk melangkah
Terpacu penuh gejolak segurat asa
Dimana adanya cahaya kehidupan abadi
Yang kan dijalani pada hari akhir nanti
Antara ada dan tiada dalam hati
Namun tetaplah ‘kan terpatri dalam sanubari
DOA DAN HARAPAN
Lirihku semoga jadi doa
Tangisanku semoga jadi sesal
Nafasku semoga jadi tasbih
Tatapanku semoga jadi rahmat
Perkenankanlah Ya Rabb…
Harapanku semoga jadi kenyataan
Resahku semoga jadi jawaban
Deritaku semoga jadi kesabaran
Pelitaku semoga jadi impian
Kabulkanlah Ya Rabb…
Doa di dalam sujud dan ruku’
T’lah menghadirkan cahaya
Melaksanakan kepingan sisa harapan
Tuk meraih ampunanMu … Ya Rabb
Rabu, 03 November 2010
Sesuatu dikumpulkan untuk di berikan
Seberapa tinggi anda mendaki karier.Seberapa luas anda meraih cakrawala.Selalu ada batas yang tak bisa dilewati.Ini bukan batas yang menghentikan langkah;tapi batas untuk menyesuaikan makna hidup ini.
Anda pun dapat melangkah lebih ringan.Bila selama ini anda mengumpulkan sesuatu,maka batas itu menuntun andauntuk merelakannya lepas dari genggaman.
Sadarilah kapan saatnya batas itu tiba.Meski ada jutaan dahan kayu di hutan,seekor Pipit cukup membutuhkan sebatang rantinguntuk menggayutkan sarangnya.Keselamatan telur-telur mereka lebih berhargadibanding seberapa banyak ranting yang bisa dikuasai.Bagaimana anda melihat kata “cukup”?Apakah penting bagi anda memiliki kue sebanyak-banyaknya?Padahal anda takkan bisa menelan lebih besar dari lubang tenggorokan.Selalu ada batas untuk hal-hal yang anda miliki.Namun, tiada kata cukup bila anda berkenan memberi.Karena sesuatu yang kita raih akan berguna setelah kita memberikannya
Anda pun dapat melangkah lebih ringan.Bila selama ini anda mengumpulkan sesuatu,maka batas itu menuntun andauntuk merelakannya lepas dari genggaman.
Sadarilah kapan saatnya batas itu tiba.Meski ada jutaan dahan kayu di hutan,seekor Pipit cukup membutuhkan sebatang rantinguntuk menggayutkan sarangnya.Keselamatan telur-telur mereka lebih berhargadibanding seberapa banyak ranting yang bisa dikuasai.Bagaimana anda melihat kata “cukup”?Apakah penting bagi anda memiliki kue sebanyak-banyaknya?Padahal anda takkan bisa menelan lebih besar dari lubang tenggorokan.Selalu ada batas untuk hal-hal yang anda miliki.Namun, tiada kata cukup bila anda berkenan memberi.Karena sesuatu yang kita raih akan berguna setelah kita memberikannya
Bila Cinta Berbicara
Suatu ketika, seorang wanita kelihatan amat sedih. Wajahnya kusut masai. Air mukanya letih menahan tangis. Rupanya, dia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama- lamanya.Atas nasihat orang di desa, ia menemui seorang tua bijak di pinggir hutan. Mereka berkata, siapa tahu orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan masalahnya. Kerana merasa amat cinta kepada anaknya yang telah mati itu, ia amat berharap agar dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang jauh dengan cepatnya.Sesampainya disana, dia bertanya, “Guru, apakah Anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?”Sang Guru tidak berusaha untuk berbalah atau menghalau wanita itu kerana permintaannya yang tidak masuk akal.
Dia cuma berkata, “Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal “kesedihan”. Setelah kamu bertemu bunga itu, kita akan bersama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan kembali puteramu.”Selesai mendengar itu, wanita tersebut segera berangkat mencari kemahuan sang guru.Dalam perjalanan, dia nampak bingung. Tak ada satu petunjuk pun tentang di mana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hinggalah, dia tiba di depan rumah mewah.“Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,”ucap wanita itu dalam hati.Setelah mengetuk pintu, dia berkata, “saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?”
Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut bersedih. Dari dalam rumah, terlihat wajah yang tak kalah sedih.Pemilik rumah itu menjawab, “Kamu datang ke rumah yang salah.”Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya . Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orangtuanya kerana kemalangan. Si wanita berasa amat kecewa.Namun, dia menjadi terharu dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, “Siapa yang boleh membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?”Dia memutuskan untuk tinggal di sana dan menghiburkan pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, dia bersama wanita pemilik rumah itu, saling bantu-membantu untuk menjalani hidup.Beberapa minggu berlalu, wanita itu pun berasa si tuan rumah sudah kelihatan lebih baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, ke mana pun dia pergi, selalu bertemu kesedihan orang lain. Akhirnya, dia berasa bertanggungjawab untuk menghiburkan semua orang yang dikunjunginya. Hingga akhirnya,diapunmelupakanmisinya.:Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam dukungan. Kedua belah tangannya sibuk membetulkan selimut si bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sekarung padi dan sejag air setelah seharian berpenat-lelah di sawah. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.
Kerana cinta bukan hanya sekadar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh romantis. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahaya matahari, dari sepasang merpati, dari sujud dan tengadah doa. Dari apapun!
Pada semua kelahiran yang bersambut dengan cinta, hingga kematian dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta.
Kerana itu, tiada yang boleh kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT.Apapun keputusan-NYA buat kita, Allah yang berbicara, yang menentukan untung-nasib kita, kerana setiap sesuatu yang menyedihkan itu ada hikmah-Nya.
Dia cuma berkata, “Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal “kesedihan”. Setelah kamu bertemu bunga itu, kita akan bersama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan kembali puteramu.”Selesai mendengar itu, wanita tersebut segera berangkat mencari kemahuan sang guru.Dalam perjalanan, dia nampak bingung. Tak ada satu petunjuk pun tentang di mana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hinggalah, dia tiba di depan rumah mewah.“Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,”ucap wanita itu dalam hati.Setelah mengetuk pintu, dia berkata, “saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?”
Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut bersedih. Dari dalam rumah, terlihat wajah yang tak kalah sedih.Pemilik rumah itu menjawab, “Kamu datang ke rumah yang salah.”Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya . Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orangtuanya kerana kemalangan. Si wanita berasa amat kecewa.Namun, dia menjadi terharu dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, “Siapa yang boleh membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?”Dia memutuskan untuk tinggal di sana dan menghiburkan pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, dia bersama wanita pemilik rumah itu, saling bantu-membantu untuk menjalani hidup.Beberapa minggu berlalu, wanita itu pun berasa si tuan rumah sudah kelihatan lebih baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, ke mana pun dia pergi, selalu bertemu kesedihan orang lain. Akhirnya, dia berasa bertanggungjawab untuk menghiburkan semua orang yang dikunjunginya. Hingga akhirnya,diapunmelupakanmisinya.:Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam dukungan. Kedua belah tangannya sibuk membetulkan selimut si bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sekarung padi dan sejag air setelah seharian berpenat-lelah di sawah. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.
Kerana cinta bukan hanya sekadar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh romantis. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahaya matahari, dari sepasang merpati, dari sujud dan tengadah doa. Dari apapun!
Pada semua kelahiran yang bersambut dengan cinta, hingga kematian dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta.
Kerana itu, tiada yang boleh kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT.Apapun keputusan-NYA buat kita, Allah yang berbicara, yang menentukan untung-nasib kita, kerana setiap sesuatu yang menyedihkan itu ada hikmah-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)